Stock floor
Pengertian stock floor (persediaan barang)
- Stock floor adalah salah satu aktiva lancar yang jumlahnya cukup besar dalam suatu perusahaan.
- Menurut Ristono (2009) persediaan dapat diartikan sebagai barang-barang yang disimpan untuk digunakan atau dijual pada masa tertentu. Persediaan terdiri dari persediaan bahan baku, bahan setengah jadi, dan barang jadi.
Faktor yang mempengaruhi stock floor
- Toko harus bisa menentukan jumlah persediaan yang optimal
- Kejadian yang harus tanggung bila beban persediaan berlebihan yaitu :
- Biaya penyimpanan di gudang (semakin banyak barang = semakin mahal biaya yang dikeluarkan)
- Resiko kerusakan barang ( semakin lama disimpan = semakin tinggi tingkat kerusakan yang dapat terjadi)
- Resiko keusangan barang (barang kurang laku karena sudah lewat masa trend nya)
Jenis-jenis stock floor
Menurut Handoko (1999 : 334) jenis stock floor dibagi berdasarkan fisiknya, yaitu:
- Persediaan barang mentah (Raw material) : besi, kayu, dan komponen untuk proses produksi lainnya
- Persediaan komponen-komponen rakitan (purchased parts / componen) : terdiri dari komponen perusahaan lain yang dapat dibuat menjadi sebuah produk secara langsung
- Persediaan barang pembantu (supplier) : bahan yang masi perlu dilakukan proses produksi, dan bukan komponen barang jadi
- Persediaan barang jadi (finished goods) : barang yang telah selesai di produksi dari perusahaan dan siap di jual kepada konsumen
Fungsi yang terdapat pada stock floor
- Decuopling : menggandakan persediaan dengan cara pengelompokan operasional secara terpisah-pisah
- Economic size : penyimpanan barang dengan jumlah besar dengan mempertimbangkan adanya diskon atas pembelian bahan, kualitas, serta didukung dengan kapasitas gudang
- Antisipasi : penyelamatan jika terjadi keterlambatan barang yang dipesan (adanya persediaan cadang)
Biaya pada stock floor
Menurut Handoko (1999:336) biaya pada stock floor meliputi :
1. Penyimpanan (holding / carrying cost)
Biaya yang terdiri atas biaya lain yang bervariasi secara langsung dengan kuantitas persediaan yang diantaranya :
- Biaya fasilitas
- Biaya asuransi persediaan
- Biaya pajak persediaan
- Biaya pencurian, perusakan, perampok, dan lainnya
2. Pemesanan (ordering / procurement cost)
- Biaya pemesanan dan ekspedisi
- Biaya telepon
- Biaya untuk membuat surat
- Biaya pengepakan dan penimbangan
- Biaya pengiriman kegudang dan lainnya
3. Manufakturing (setup cost)
Biaya yang dapat dikeluarkan bila bahan diproduksi sendiri yaitu :
- Biaya mesin
- Biaya tenaga kerja
- Biaya penjadwalan
- Biaya ekspedisi dan lainnya
4. Kekurangan bahan (shortage cost)
Dapat terjadi jika bahan persediaan tidak mencukupi permintaan, yaitu :
- Kehilangan penjualan
- Kehilangan pelanggan
- Biaya pemesanan khusus
- Biaya ekspedisi
- Selisih harga
- Terganggunya operasi
- Tambah pengeluaran kegiatan manajerial dan sebagainya
Comments
Post a Comment